Enrekang, pikiran.id – Misbah Juang, Ketua LSM Pergerakan Koalisi Rakyat (PERKARA), mengecam PLTA Bakaru PT PLN Nusantara Power di Pinrang.
Ia menyebut perusahaan itu mengabaikan penderitaan petani di Enrekang Utara akibat gelontoran air yang merusak lahan pertanian dan memicu kerugian besar.
“Sudah dua tahun sejak RDP di DPRD Enrekang, tapi tidak ada solusi. Petani di Desa Temban masih menanggung dampak terparah,” ujar Misbah, Sabtu (28/12/2024).
Menurutnya, rapat yang melibatkan pemerintah daerah dan perwakilan PLTA Bakaru hanya menghasilkan janji kosong.
Hingga kini, kerusakan terus terjadi, sementara masyarakat tidak mendapatkan kompensasi apa pun.
“PLTA Bakaru hanya menikmati keuntungan tanpa peduli kerusakan yang mereka sebabkan,” tegas Misbah.
Ia mendesak pemerintah daerah dan DPRD Enrekang untuk lebih serius menangani persoalan ini. Selain itu, ia meminta agar PLTA Bakaru memberikan CSR sebagai bentuk tanggung jawab kepada masyarakat terdampak.
“Kami akan menuntut hasil RDP dua tahun lalu. Penderitaan petani tidak boleh terus diabaikan,” kata Misbah.
Poin penting masalah: Gelontoran air PLTA merusak lahan di Desa Temban. Kemudian, Pemerintah dianggap pasif dalam bertindak, serta Tuntutan CSR sebagai ganti kerugian petani.
Masyarakat menunggu tindakan nyata dari pemerintah dan PLTA Bakaru. Janji tanpa realisasi hanya memperburuk kepercayaan publik. (*)
Tinggalkan Balasan